WhatsApp

Proses Pembuatan Bata Ringan

Bata ringan adalah material konstruksi yang banyak digunakan karena keunggulannya yang ringan, mudah dipasang, dan memiliki kemampuan isolasi termal yang baik. Bata ringan juga dikenal dengan nama autoclaved aerated concrete (AAC) atau cellular lightweight concrete (CLC). Berikut adalah penjelasan mengenai proses pembuatan bata ringan, dari bahan baku hingga produk jadi.

1. Persiapan Bahan Baku

Proses pembuatan bata ringan dimulai dengan pengolahan bahan baku. Bahan utama yang digunakan adalah campuran semen, pasir silika, air, dan bahan tambahan lainnya seperti kapur, alumunium pasta (agen pengembang), serta gipsum. Setiap bahan memiliki fungsi yang penting dalam menciptakan bata yang kuat namun ringan.

  • Semen: Bahan utama yang mengikat seluruh komponen dan memberikan kekuatan pada bata.

  • Pasir Silika: Bahan utama yang membuat bata lebih ringan dibanding bata konvensional.

  • Kapur: Berfungsi sebagai pengikat tambahan dan membantu proses pengerasan.

  • Aluminium Pasta: Agen pengembang yang membuat bata ringan memiliki pori-pori sehingga ringan.

  • Gipsum: Digunakan untuk mempercepat pengerasan.

 

2. Proses Pencampuran

Setelah bahan baku disiapkan, semua komponen dicampur dalam mesin pencampur (mixer). Dalam tahap ini, bahan-bahan seperti pasir silika dan kapur digiling terlebih dahulu menjadi serbuk halus sebelum dicampurkan dengan semen, air, dan alumunium pasta. Proses pencampuran ini sangat penting untuk memastikan setiap komponen menyatu dengan baik sehingga menghasilkan bata yang homogen.

Selama pencampuran, agen pengembang (aluminium pasta) mulai bereaksi dengan air dan kapur, menghasilkan gelembung gas hidrogen yang membuat campuran mengembang dan membentuk pori-pori pada bata ringan.

3. Proses Pencetakan

Setelah bahan-bahan dicampur dan mengembang, campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan besar. Di dalam cetakan, campuran tersebut akan mengembang lebih lanjut karena reaksi kimia dari agen pengembang. Dalam tahap ini, campuran mulai mengambil bentuk padat meskipun masih dalam kondisi basah.

4. Proses Pemotongan

Setelah campuran bata ringan setengah kering dan mulai mengeras, dilakukan proses pemotongan. Campuran yang telah mengembang dipotong menjadi bentuk dan ukuran yang sesuai dengan standar atau kebutuhan proyek. Pemotongan dilakukan dengan alat pemotong otomatis yang presisi, sehingga menghasilkan bata ringan dengan ukuran yang seragam.

Biasanya ukuran bata ringan standar adalah 60 cm x 20 cm x 7,5 cm, namun ukuran ini bisa bervariasi sesuai kebutuhan konstruksi.

5. Proses Pengeringan (Autoclaving)

Tahap selanjutnya adalah proses pengeringan atau pengerasan menggunakan autoclave, yaitu mesin besar yang berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi. Bata yang telah dipotong dimasukkan ke dalam autoclave dan dipanaskan pada suhu sekitar 180°C dengan tekanan sekitar 12 bar.

Proses autoclaving ini biasanya berlangsung selama 12 hingga 14 jam. Hasilnya, bata ringan akan memiliki struktur yang lebih kuat dan padat, meskipun tetap ringan karena pori-pori udara yang terbentuk selama proses pengembangan.

6. Pemeriksaan Kualitas

Setelah proses autoclaving selesai, bata ringan yang telah mengeras kemudian didinginkan dan siap untuk diperiksa kualitasnya. Pemeriksaan ini meliputi uji kekuatan tekan, ketahanan terhadap air, dan kepadatan. Bata ringan yang memenuhi standar kualitas kemudian dikemas dan siap untuk didistribusikan.

7. Pengemasan dan Distribusi

Bata ringan yang lolos dari uji kualitas kemudian dikemas dan disimpan di gudang sebelum didistribusikan ke berbagai proyek konstruksi. Proses pengemasan biasanya dilakukan dengan mengatur bata dalam palet untuk memudahkan pengiriman dan penanganan di lokasi proyek.

Keunggulan Bata Ringan

Bata ringan memiliki banyak keunggulan yang menjadikannya pilihan populer dalam industri konstruksi:

  1. Ringan dan Mudah Dipasang: Bobot yang lebih ringan dibandingkan bata merah atau batako memudahkan pemasangan dan mengurangi beban struktur bangunan.

  2. Isolasi Termal yang Baik: Bata ringan memiliki sifat isolasi panas yang sangat baik, membuat suhu dalam ruangan lebih stabil.

  3. Tahan Api: Bata ringan memiliki sifat tahan api yang baik sehingga lebih aman digunakan dalam bangunan.

  4. Presisi Ukuran: Proses produksi yang menggunakan mesin otomatis menjamin ukuran bata ringan yang presisi, memudahkan dalam pemasangan dan mengurangi kebutuhan akan plester tebal.

  5. Ramah Lingkungan: Karena menggunakan bahan baku alami dan proses produksi yang lebih efisien, bata ringan dianggap lebih ramah lingkungan.

Proses pembuatan bata ringan melibatkan beberapa tahap penting, mulai dari pencampuran bahan, pencetakan, hingga pengerasan menggunakan autoclave. Material ini memiliki keunggulan tersendiri seperti ringan, tahan api, dan isolasi termal yang baik, sehingga menjadi pilihan populer dalam pembangunan modern.

Untuk kebutuhan bata ringan berkualitas, PT Intisumber Bajasakti menyediakan berbagai produk bata ringan dengan kualitas terbaik. Hubungi kami di (021) 66675999 atau kunjungi intisumberbajasakti.com untuk mendapatkan penawaran menarik dan informasi lebih lanjut!

 

Kembali ke list