WhatsApp

Proses Pembuatan Bata Merah Tradisional yang Masih Bertahan Hingga Kini

Meskipun teknologi konstruksi terus berkembang, bata merah tradisional tetap menjadi salah satu bahan bangunan paling populer di Indonesia. Daya tahannya yang tinggi, sifatnya yang kokoh, serta kemampuannya menjaga suhu ruangan membuat bata merah masih banyak digunakan, terutama untuk pembangunan rumah dan gedung bertingkat.

Menariknya, sebagian besar produsen bata merah di Indonesia masih mempertahankan proses pembuatan tradisional yang diwariskan turun-temurun. Yuk, simak bagaimana proses bata merah ini dibuat secara manual namun tetap menghasilkan kualitas unggul!

1. Pemilihan dan Pengolahan Tanah Liat

Langkah pertama dalam pembuatan bata merah adalah memilih tanah liat yang berkualitas baik — biasanya yang memiliki tekstur halus, lengket, dan tidak terlalu berpasir.
Tanah liat kemudian diolah dengan cara dicampur air hingga menjadi adonan yang kalis dan mudah dibentuk. Dalam proses tradisional, pengadukan ini sering dilakukan secara manual menggunakan cangkul atau diinjak-injak oleh pekerja.

2. Pencetakan Bata

Setelah adonan siap, tanah liat dicetak menggunakan cetakan kayu atau besi berbentuk persegi panjang.
Cetakan biasanya dilumuri pasir atau abu terlebih dahulu agar adonan tidak lengket. Bata yang sudah dicetak lalu disusun di tempat terbuka untuk proses pengeringan awal.

3. Penjemuran di Bawah Sinar Matahari

Tahap ini sangat penting untuk mengurangi kadar air dalam bata.
Bata merah dijemur selama 2–4 hari tergantung cuaca. Dalam metode tradisional, penjemuran dilakukan di lahan luas dan diatur rapi agar seluruh permukaan bata terkena sinar matahari secara merata.

4. Pembakaran di Tungku Tradisional

Setelah kering, bata mentah disusun dalam tungku pembakaran (biasanya terbuat dari susunan bata dan tanah liat).
Proses pembakaran menggunakan bahan bakar alami seperti kayu bakar, sekam padi, atau jerami, dan berlangsung selama beberapa hari hingga bata berubah warna menjadi merah bata khas.
Tahap ini menentukan kekuatan akhir — suhu pembakaran harus stabil agar bata tidak retak atau rapuh.

5. Pendinginan dan Sortasi

Setelah pembakaran selesai, bata dibiarkan mendingin secara alami.
Kemudian dilakukan proses sortasi, yaitu pemilahan bata berdasarkan tingkat kekerasan, warna, dan bentuk. Bata merah yang lolos seleksi akan dipasarkan untuk kebutuhan konstruksi.

6. Keunggulan Bata Merah Tradisional

Meski dibuat dengan cara sederhana, bata merah tradisional punya banyak keunggulan:

  • Tahan lama dan kuat menahan beban.

  • Memiliki daya rekat tinggi dengan semen dan mortar.

  • Memberikan isolasi panas alami untuk ruangan.

  • Ramah lingkungan, karena bahan bakunya berasal dari alam tanpa tambahan kimia berbahaya.

Kesimpulan

Proses pembuatan bata merah tradisional adalah warisan budaya yang masih bertahan hingga kini. Dengan metode yang sederhana namun efektif, material ini tetap menjadi pilihan utama untuk pembangunan rumah dan gedung di berbagai daerah Indonesia.

Kalau kamu sedang mencari bata merah berkualitas SNI untuk proyek pembangunan rumah, gedung, atau infrastruktur, PT Intisumber Bajasakti (ISBS) siap menjadi partner terpercaya dalam pengadaan bahan bangunan terbaik.

πŸ’¬ Hubungi Kami Sekarang!
πŸ“ž Telp: 021-66675999
🌐 Web: intisumberbajasakti.com
βœ‰οΈ Email: info@intisumberbajasakti.com

 

Kembali ke list