WhatsApp

Bata Ringan Retak Setelah Dipasang? Ini Penyebab dan Solusinya

Bata ringan dikenal sebagai material bangunan modern yang kuat, ringan, dan mudah dipasang. Namun, dalam praktiknya, tidak jarang dinding bata ringan mengalami retak setelah pemasangan. Retakan ini bisa muncul tipis seperti rambut atau bahkan terlihat jelas dan memanjang.
Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, penting memahami apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya dengan benar.

1. Penyebab Bata Ringan Retak Setelah Dipasang

a. Adukan atau Mortar yang Tidak Tepat

Penggunaan adukan yang tidak sesuai — misalnya terlalu encer atau terlalu kental — dapat menyebabkan daya rekat antar bata ringan menjadi lemah. Hal ini membuat struktur dinding tidak stabil dan mudah retak.
Disarankan menggunakan mortar khusus bata ringan yang memiliki daya rekat tinggi dan fleksibel.

b. Proses Plester yang Terlalu Cepat

Banyak pekerja melakukan plester sesaat setelah bata ringan dipasang, padahal material tersebut belum benar-benar kering dan stabil.
Akibatnya, ketika bata menyusut karena kehilangan air, plester akan ikut retak.

c. Pergerakan Struktur Bangunan

Retakan juga dapat disebabkan oleh pergerakan pondasi atau struktur bangunan yang belum stabil. Perubahan beban atau getaran dari tanah dapat menimbulkan tekanan pada dinding, sehingga muncul retakan kecil.

d. Kurangnya Sambungan atau Expansion Joint

Dalam konstruksi bangunan besar, seharusnya terdapat expansion joint atau sambungan pemuaian untuk menahan tekanan akibat perubahan suhu dan pergerakan bangunan. Tanpa sambungan ini, dinding akan mudah retak saat suhu berubah ekstrim.

e. Kualitas Bata Ringan yang Rendah

Bata ringan berkualitas rendah memiliki pori-pori besar dan kekuatan tekan yang lemah. Ketika terkena perubahan suhu atau tekanan, bata jenis ini mudah pecah dan retak.

2. Solusi Mengatasi Dinding Bata Ringan Retak

a. Gunakan Mortar dan Plester Khusus Bata Ringan

Gunakan mortar instan yang diformulasikan untuk bata ringan agar daya rekat optimal dan lebih tahan terhadap retakan.
Pastikan adukan memiliki komposisi air yang pas — tidak terlalu encer maupun terlalu kering.

b. Biarkan Bata Ringan Mengering Sebelum Diamplas atau Plester

Setelah pemasangan, diamkan dinding bata ringan minimal 1–2 hari sebelum dilakukan proses plester. Tujuannya agar penyusutan alami selesai dan permukaan lebih stabil.

c. Tambahkan Kawat Ram atau Serat pada Plester

Untuk mencegah retak rambut, gunakan kawat ram atau serat fiber mesh pada area sambungan antar dinding atau di sekitar kusen pintu dan jendela.

d. Gunakan Bata Ringan Berkualitas SNI

Pastikan Anda membeli bata ringan dari distributor terpercaya yang menjual produk berstandar SNI. Bata ringan berkualitas memiliki kepadatan seragam, permukaan halus, dan tidak mudah pecah.

e. Periksa Kondisi Pondasi Secara Berkala

Jika retakan muncul secara terus-menerus, bisa jadi masalah ada pada pondasi. Segera konsultasikan dengan ahli struktur untuk memastikan tidak ada pergeseran tanah atau beban berlebih.

3. Tips Pencegahan Retak di Masa Depan

  • Gunakan perekat dan plester yang direkomendasikan oleh produsen bata ringan.

  • Hindari pemasangan saat cuaca sangat panas atau hujan deras.

  • Pastikan setiap sambungan antar dinding diberi perkuatan tambahan seperti besi wiremesh.

  • Gunakan cat pelindung anti lembab untuk mencegah penyerapan air berlebih.
     

Kesimpulan

Retaknya bata ringan bukan berarti kualitas bangunan buruk, melainkan sering kali akibat kesalahan teknis dalam proses pemasangan dan finishing. Dengan memilih material yang tepat, mengikuti prosedur kerja yang benar, serta menggunakan produk berkualitas dari supplier terpercaya, Anda bisa mencegah masalah ini sejak awal.

Untuk mendapatkan bata ringan berkualitas SNI dan material bangunan lain yang terjamin kekuatannya, percayakan pada PT Intisumber Bajasakti (ISBS) — supplier terpercaya di Indonesia.

πŸ“ž Telp: 021-66675999
🌐 Web: intisumberbajasakti.com
βœ‰οΈ Email: info@intisumberbajasakti.com

 

Kembali ke list